• pooling

  • Oktober 2008
    S S R K J S M
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  
  • Blog Stats

    • 2.703.870 hits
  • Klik tertinggi

    • Tidak ada
  • Pengunjung

  • Statistik

    Add to Technorati Favorites Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Pestisida Penghambat Kholisterase

Penggunaan organophospate dan carbamate telah dimulai sejak tahun 1930 dan naik dengan cepat sejak banyak insektisida organoklorine telah dilarang sejak tauhn 1970an. Berlawanan dengan organoklorine, insektisida organophosphate dan karbamate mengalami degradasi cepat dilingkungan dan tidak mengalami akumulasi atau knsentrate dalam rantai makanan. Namun organophosphate da karbamat mempunyai potensi untuk terjadinya keracunan akut pada manusia dibanding organoklorine.

Insectisida golongan organophosphate dan carbamate banyak digunakan dalam penyemprotan panen hasil pertanian komersil. Organophosphate yang banyak digunakan: ethyl parathion (Parathion) dan malathion, sedangkn golongan karbamate adalah aldicarb (Temik) dan Carbaryl (sevin). Masa degradasi organophosphate dan karbamate berkisar dari hari hingga bulan, tetapi didaerah kering dengan suhu rendah akan lebih lama.

Pajanan pada pekerja / petani oleh organophosphate dan carbamate terjadi karena penyerapan kulit, namun inhalasi mungkin merupakan faktor utama yang terjadi di pabrik atau saat penggunaan.

Walaupun jarang, keracunan organophophae dan carbamate dari sayur dan buah-buahan pernahter jadi. Namun pecucian buah-buahan dan sayuran dan adanya tenggat waktu antara penyemprotan dan memakannya, kasus itu tak akan pernah terjadi.

Orang yang beresiko

Petani yang bekecimpung dalam formulasi dan penggunaan pestisida serta pekerja pes kontrol mempunyai resiko paling tinggi untuk terpajan pestisida. Pemakaian kaleng atau tempat bekas pestisida untk tempat air, peralatan masak atau persediaan air yang tidak tertutup saat penyemprotan merupakan penyebab terpajan pestisida. Para pekerja di pabrik kimia untuk pertanian juga berpotensi terpajan.

Karena absorbsi kulit sanat besar pekerja telah keracuan dengan memakai baju yang terkontaminasi. Pencucian baju kurang efektif. Anak-anak dapat terpajan pestisida saat bermain di areal yang sedang dan telah dilakukan penyemprotan.

Efek

Efek yang ditimbulkan dari pestisida organophosphate dan carbamate berupa iritasi ringan hingga gangguan syaraf.

Tanda dan Gejala

1. Pemajanan Akut

Penderita dengan keracunan akut pestisida jarang mengalami kesulitan diagnosa. Tanda klasi dari keracunan ini adalah adanya bau bahan kimia dar mulut dan pakaiannya. Gejala keracunan organophosphate dan carbamate biasanya timbul setelah 4 jam kontak, tetapi bisa timbul setelah 12 jam. Gejala utama adalah pusing, mual dan nyeri abdomen. Gejalakeracunan carbamate biasanya kurang berat dibanding organophosphate.

2. Pemajanan kronis

Keracunan karena pemajanan kronis mungkintidak segera terlihat karena gejalanyakadang-kadang tak spesifik dan menyerupai gejala penyakit lain seperti influenza, lelah dan panas.

Pengobatan dan Manajemen

Keracunan organophosphate merupakan suatu asus keracunan yang akut dimana ada spesifik antidotte. Bila penderita telah keracunan harus dilakukan dekontaminasi dengan rescitative dan antidote.

Bukalah baju serta perlengkapan dan masukkan ke kantong yang rangkap. Baju dan bahan dari kulit sulit untuk di dekontaminasi sehingga baiknya di bakar.

Semprot kulit dan rambut yang terpajan dengan air selama 2-3 menit (sebainya menggnakan shower) kemudian basuk 2 kali denan sabun. Harus teliti membersihkan kuku dan semua lekukan kulit. Bila mata terkena basuhlah dengan air selama 5 menit, lepaskan lensa kontak jika menggunakannya.

Sumber :

Environmental Health, 1996

Environmental Pollutants, 1996

Depkes RI, 2005

Gas Rumah Kaca – Pemanasan Global

Gas rumah kaca

Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.

Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6)

Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen)

Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas permukaan bumi.

Umur Gas buang di Atmosfer

Gas

Sumber Antropogenik utama

Waktu residu

Umur (tahun)

CO

Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas

Bulanan

0,4

CO2

Pembakaran bahan bakar fosil dan Pembabatan hutan

100 tahunan

7

CH4

Pertanaman padi

Peternakan, tanam Produksi bahan bakar fosil

10 tahunan

11

Nox

Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas

harian

***

NO2

Pemupukan Nitrogen

Pembabatan hutan

Pembakaran biomas

170 tahunan

150

SO2

Pembakaran bahan bakar fosil dan emisi bahan bakar

Harian – mingguan

***

CFCs

Semprotan aerosol,

Pendingin, busa

60-100 tahunan

8 – 110

Sumber: Killeen. 1996 Ikhtisar Gas-gas Rumah Kaca di Atmosfer

Efek rumah kaca

Istilah yang digunakan untuk menjelaskan meningkatnya suhu udara di permukaan bumi”, akibat terus meningkatnya konsentrasi CO2 dan gas-gas rumah kaca (GRK) anthropogenic lainnya di atmosfer.

Proses terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

Sinar matahari memanaskan laut dan daratan. Permukaan bumi yang memanas, kemudian meradiasikan panas dalam bentuk sinar inframerah keruang angkasa. Sebagian sinar inframerah tersebut diserap oleh gas-gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer, seperti uap air dan karbon dioksida. Dengan demikian panas terperangkap, tidak dapat lepas keruang angkasa, sehingga suhu permukaan bumi naik.

Jika efek rumah kaca tidak ada, suhu permukaan bumi akan menjadi 33 derajat celcius lebih rendah dibandingkan sekarang, sehingga berada dibawah titik beku air. Jadi dalam kondisi normal, efek rumah kaca ini sebenarnya diperlukan, agar bumi menjadi nyaman untuk dihuni.

Kadar alami karbon dioksida di atmosfer ini, dikendalikan oleh interaksi yang berlangsung antara atmosfer, lautan dan biospher, yang dikenal sebagai daur geokimia karbon. Aktifitas manusia yang melepaskan karbon berlebihan, telah mengganggu daur karbon ini. Akibatnya kadar karbondioksida di atmosfer bertambah tinggi, yang selanjutnya meningkatkan efek rumah kaca tersebut

Pemanasan global (global warming)

Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca (green house effect).

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC. Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan iklim global

Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim

Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi

Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim

Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca:

Peningkatan radiasi gelombang panjang

Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara

Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir, kekeringan.

Produk Bersih (cleaner production)

Produk bersih merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan ligkungan hidup. Konsep produk bersih adalah mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan diseluruh tahapan produksi. Disamping itu, produk bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisien penggunaan bahan baku, dan bahan penunjang dan energi diseluruh tahapan produksi, sehingga dengan menerapkan konsep tersebut, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dengan kata lain, produk bersih merupakan pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinyu pada proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan ekoefisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Secara singkat, produk bersih memberikan dua keuntungan:

Meminimalkan terbentuknya limbah sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan hidup.

Efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

Sebagai suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, produk bersih memberikan keuntungan dan manfaat antara lain:

menghemat dalam pemakaian bahan baku

mengurangi biaya pengolahan limbah

mencegah terjadinya kerusakan lingkungan

mengyrangi bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja

meningkatkan daya saing produk

meningkatkan image yang baik terhadap perusahaan.

Para pengusaha mulai menerapkan strategi produk bersih didalam pengembangan usahanya dikarenakan:

Meningkatnya daya saing dan keberlanjutan usahanya, mengingat semakin besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan internasional. (Prasyarat memiliki ISO 14000 untuk dapat ekspor ke Eropa)

Memperoleh keuntungan ekonomis dengan adanya peningkatan efisien dan efektifitas di segala aspek.

Dengan menjalankan strategi produk bersih, perusahaan dapat menurunkan biaya produksi dan biaya pengolahan limbah serta sekaligus mengurangi terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan

Prinsip-prinsip pokok dalam strategi bersih adalah sebagai berikut:

1. Menguragi dan meminimalkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga mencegah atau mengurangi dari timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia.

2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada proses maupun produk yang dihasilkan.

3. Upaya produk bersih ini tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dan pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha dalam mempertimbangkan aspek lingkungan.

4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasional sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

5. pelaksanaan program produksi bersih lebih mengarah pada pengaturan diri sendiri (self regulation) daripada pengaturan secara command and control. Jadi pelaksanaan program produ bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran untukmerubah sikap dan tingkah laku.

Prinsip dalam produk bersih diaplikasikan dalam bentuk kegiatan yang dikenal dengan 4R, yaitu:

1. Reuse (penggunaan kembali) adalah suatu upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakuan fisika, kimia atau biologi.

2. Reduction (pengurangan limbah) pada sumbernya adalah upaya yang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran diawal produksi.

3. Recovery adalah upaya untuk memisahkan suatu bahan atau energi dari suatu limbah untuk kemudian dikembangkan kedalam suatu proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi.

4. Recycling atau daur ulang adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah dengan prosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai melalui perlauan fisika, kimia ataupun biologi.

Sustainable Development

Apakah Sustainable Development / Pembangunan Berkelanjutan?

Sustainable development atau Pembangunan berkelanjutan pertama kali diperkenalkan saat KTT Bumi di Rio De Jainero tahun 1992 dimana rencana tindakannya disebut Agenda 21 yang berisi kesepakatan untuk memperhatikan pembangunan bidang sosial, lingkungan dan ekonomi dalam merencanakan suatu kebijakan yang akan diambil. Sepuluh tahun kemudian saat KTT di Johannesburg ditegaskan kembali untuk menjalankan prinsip Rio dan Agenda 21.

Brundtlan commission mendefinisikan Sustainable Development / Pembangunan Berkelanjutan adalah Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengganggu generasi masa yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan kata lain, pembangunan yang dilakukan untk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas hidup. Pembangunan harus efisien dan bertanggung jawab atas lingkungan dalam memanfaatkan sumber daya terbatas termasuk Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ekonomi. Indikator pembanguanan berkelanjutan meliputi: indeks pembangunan manusia, indeks ketahanan lingkungan dan indikator kemajuan ekologi.

Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah :

Meningkatkan kesejahteraan manusa dan meningkatkan kualitas hidup

Adanya kesinambungan antara SDA, industri, masyarakat dan pekerja

Perlindungan antara ekosistem dan kesehatan

Dalam mencapai tujuannya, maka strategi yang dilakukan antara lain:

Pengentasan kemiskinan

Pemberantasan penyakit

Pemberantasan buta huruf

Perubahan pola konsumsi

Penghentian kerusakan ekosistem

Air

Air

Air merupakan kebutuhan essensial bagi mahluk hidup. Tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Sekitar 71% komposisi bumi terdiri dari air. Rumus kimia air adalah H2O (tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Setiap orang di muka bumi ini membutuhkan kurang lebih 2 liter air bersih untuk minum setiap hari dan sekitar 13 juta m3 untuk seluruh penduduk dunia setiap harinya. Kegunaan air bagi kehidupan manusiaantara lain: irigasi ±70% (pertanian, perkebunan, perikanan), air minum dan higiene sanitasi, industri dan rumah sakit, transportasi, rekreasi, dll.

Sumber Air

Sumber air dapat di bedakan menjadi 3 yaitu:

1. Air hujan langsung

2. Air permukaan (air sungai, mata air, air danau, air situ, air beku/salju)

Air permukaan merupakan air hujan yang turun dan mengalir di permukaan bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya. Kuantitas air permukaan dipengaruhi oleh musim dan kualitasnya mudah terkontaminasi oleh kondisi lingkungan dan cara penggunaannya

3. Air tanah

Air tanah dapat dibedakan menjadi Air tanah dangkal < 40m, air tanah dalam 40-200 m, air tanah sangat dalam >200 m. Secara kualitas air tanah baik sebagai sumber air minum. Namun kualitas air tanah biasanya mengandung Ca, Mg dan kesadahan yang tinggi. Pencemaranair tanah dapat terjadi karena abrasi air laut, bakteri dari sistem pembuangan air kotor yang tidak baik, pestisida dari pertanian, dll.

Kuantitas dan Kualitas Air

Dalam Fase Siklus Hidrologi, kuantitas air tidak berubah, namun wujudnya saja yang berubah. Kuantitas air di dunia seperti dibawah ini:

· Air di daratan 2,8

o Danau air tawar 0,009

o Danau air asin dan laut daratan 0,008

o Sungai 0,0001

o Kelembaban tanah dan air vadose 0,005

o Air tanah sampai kedalaman 4000 m 0,61

o Es dan glaciers 2,14

· Air di Atmosfir 0,001

· Air di Lautan 97,3

Kualitas air dapat diukur melalui beberapa pameter yaitu Parameter Fisik, kimia, dan biologi. Jika kualitas air tidak terpenuhi dengan baik dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Kulitas air juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Iklim (curah hujan, suhu, tekanan udara), kandungan unsur kimia tanah (geologi), aktivitas manusia.

Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Sumber Pencemaran Air :

  1. Direct / langsung: pencemar langsung mencemari sumber air tanpa melalui perantara contohnya:pencemaran air karena tumpahan minyak.
  2. Indirect / tidak langsung : pencemar masuk ke sumber air melalui tanah atau sistem air tanah (cth: pencemaran air tanah oleh pestisida dar kegiatan pertanian) dan dari atmosfir melalui hujan.

Penyakit Berbasis Lingkungan

Pengertian

Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi suatu organ dan/atau jar tubuh. (Achmadi’05)

Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut. (Sumirat’96)

Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.

Situasi di Indonesia

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakt di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia.

Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, 22,30% kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia. sedangkan morbiditas penyakit diare dari tahun ketahun kian meningkat dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000 penduduk pada tahun 2000 dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka tersebut kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk.

Paradigma Kesehatan Lingkungan

Dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui perjalanan penyakit atau patogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan intervensisecara cepat dan tepat.

Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Sumber : Ahmadi, 2005

Dengan melihat skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi 4 (empat) simpul, yakni :

Simpul 1: Sumber Penyakit

Sumber penyakit adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan agent penyakit. Agent penyakit merupakan komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit baik melalui kontak secara langsung maupun melalui perantara.

Beberapa contoh agent penyakit:

Agent Biologis: Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa, Amoeba, dll

Agent Kimia : Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3, N2O, SO2, Asphyxiant: CH4, CO), Debu dan seratt (Asbestos, silicon), Pestisida, dll

Agent Fisika : Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll

Simpul 2: Komponen Lingkungan Sebagai Media Transmisi,

Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit, karna dapat memindahkan agent penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikena sebagai media transmisi adalah:

Udara

Air

Makanan

Binatang

Manusia / secara langsung

Simpul 3: Penduduk

Komponen penduduk yang berperan dalam patogenesis penyakit antara lain:

Perilaku

Status gizi

Pengetahuan

dll

Pembuka

Alhamdulillah, akhirnya terlasana juga bikin blog tentang kesehatan lingkungan. Blog ini insya Allah akan berisi tentang seputar kesehatan lingkungan. semoga blog ini bermanfaat buat kita semua. Amin……..

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!